Are You Okay?

September 17, 2019

"Are you okay?", semakin bertambah usiamu, maka semakin sedikit pula kamu mendengar pertanyaan ini dari orang-orang di sekitarmu. Sekali pun pada mereka yang mungkin selama ini kamu anggap yang terdekat dan paling mengerti.

"Are you okay?", diksi yang sering diabaikan, padahal maknanya sama seperti kamu mengobati lukamu sendiri. Teduh sekali rasanya ketika ada yang menanyakan apakah kamu baik-baik saja atau tidak, sekali pun dia hanya sekadar ingin tahu saja dan tidak berniat memberimu 'payung' supaya kamu tidak kehujanan.

"Are you okay?", kapan terakhir kali kamu tanyakan ini pada dirimu sendiri atau pada mereka yang kamu sayangi-menyayangimu? Pasti kamu sendiri hampir lupa, bukan? Padahal kamu mengaku perjalananmu sudah panjang sekali, tapi menanyakan kabar orang sekitarmu saja kamu sering abai. Atau bahkan, kamu sendiri tidak tahu harusnya pertanyaan ini ditujukan kepada orang lain atau dirimu sendiri? Pasalnya, kamu pun menunggu pula orang bertanya hal itu padamu.

Sebab "Are you okay?" menjadi alasan mengapa aku tidak suka dengan orang 'dingin', tapi tidak berarti pula aku senang bergaul dengan mereka yang suka mengumbar tawa. Yang sedang-sedang sajalah. Ketika berbicara, obrolan saling bersahutan. Ketika diajak bercanda, tertawa dicukupkan. Sama seperti berdoa, yang sering dikatakan orang "berdoa selesai", padahal berdoa tidak pernah selesai, melainkan hanya "dicukupkan".

"Are You okay?", teguran untuk diri sendiri. Mungkin karena aku jarang bertanya demikian pada orang sekitar, itu pula jadi alasan aku jarang ditanya demikian. Oh, atau mungkin pernah kudapatkan, hanya saja aku ingkar membalasnya. Manusia, suka ingkar pada kata-kata dan prinsipnya sendiri, seringkali.

Mulai besok, bisakah kamu berjanji? Berjanji untuk lebih peka pada orang-orang di sekitarmu? Bukan untuk menuai pujian, hanya sebagai pengingat bahwa nalurimu sebagai manusia masih ada. Bertanyalah, toh bertanya tidak pernah dilarang, bukan? Lapor padaku jika ada yang demikian, biar kita doakan bersama.

Mulai besok, bantu ingatkan aku jika ternyata ada sesuatu yang lupa kutanya kabarnya. "Are you okay?," bahkan tidak menguras waktu-tenaga-pikiran. "Are you okay?", bahkan hanya meminjam 2-3 detik saja dari waktumu, sisanya terserah padamu.

Tapi, ada satu hal yang harus kamu ingat. Jika nanti seandainya kamu sedang membutuhkan "Are you okay?" dari orang-orang di sekitarmu dan kamu tidak mendapatkannya saat itu juga, maka katakan "Are you okay?" pada siapa saja di sekitarmu saat itu. Dengan begitu, kamu sudah menabung kata-kata itu untuk waktu mendatang, mungkin ketika kamu sedang sakit parah, dirundung masalah, atau salah satu orang terkasihmu pergi lebih dulu.

Baca Artikel Yang Kamu Suka

0 komentar