How To Be A Good Writer (Versi Rizka Sitanggang)

September 26, 2016

Assalamualaikum warrahmatullah wabarakatuh. Wihiii, sudah lama tidak bersapa ya kawan-kawan blogger yang terus berkarya. Maafkan aku, sebab akhir-akhir ini memang cuaca di luar rumah sedang naik-turun dan sempat terkena sakit beberapa hari, bahkan hingga hari ini (ini ngadu biar ada yang merhatiin hehehe). Iya, sakit sedikit saja sih tapi Insya Allah tidak sampai yang gimana-gimana kok. Tidak perlu khawatir, karena Rizka masih tetap menemani kalian melalui tulisan-tulisan sederhana.
          Baiklah, kali ini isi tulisannya diilhami oleh pertanyaan seorang teman seperjuangan. Kita adalah teman beda provinsi, tapi selalu berasa dekat di hati. Karena kita saling stalking media sosial masing-masing hehehe (kepedean nih aku). Her name is Naillasari. Ketemu sama Naila itu waktu di kegiatan Parlemen Remaja Nasional 2013. Jadi kan ya, beberapa waktu lalu itu Naila ada ngajakin aku buat diskusi di salah satu media sosial yang lagi hits pakai stiker hahaha. Maafkan aku ya Naila karena tidak dibalas. Aku berpikir bahwa tidak efisien bila dijawab di obrolan itu karena pasti jawabannya panjang banget hehe. Semoga tidak merasa dikecewakan setelah membaca tulisan ini karena jujur saja aku memang sudah menyiapkan jawabannya melalui tulisan di blog ini supaya kamu mudah untuk review kalau-kalau kamu lupa hehehe.
          Pertanyaan kamu waktu itu sungguh sangatlah sederhana, tapi bagi aku sangatlah komplikasi hahaha. Mengapa ? Karena aku merasa ilmuku belum begitu mumpuni untuk menghadirkan jawaban-jawaban yang super duper bertanggung jawab atas pertanyaanmu. Tapi kebetulan aku tipe orang yang tidak tahu malu hehehe, jadi gak apa-apa ya kalau aku sedikit bantu. Yang baik silahkan diambil, sedangkan yang tidak baik silahkan dibuang hehe.
***
          Naila bertanya, “Kak, bagaimana caranya menjadi seorang penulis yang baik versi kakak?”. Ceilah pakai acara versi-versian, yakali aku punya versi keren banget hehehe. Mungkin maksud Naila adalah gimana ceritanya awal mula aku bisa mencintai dunia literasi ini sampai berani-beraninya nulis buku dan berkeinginan buat jalan-jalan keliling dunia secara gratisan. Jadi Naila, aku ini adalah tipe penulis yang tidak tahu diri. Mohon jangan ditiru hehe. Tapi kalau mau ditiru, hayuk kita bersatu padu jadi pengelana yang suka gratisan wkwkwk.
          Alhamdulillah, aku memulai karir di bidang literasi saat usia 15 tahun. Usiaku segitu saat Almarhum Ayahku meninggal dunia. Bagiku dahulu, Ayah adalah buku harianku. Hari-harinya, aku tidak sedikit pun lepas dari inspirasi nasihat-nasihat Ayah. Ibaratkan sebuah buku catatan harian atau kita sebut dengan diary, ya itulah caraku menggambarkan sosok Ayah dalam keseharianku. Saat tahu kalau Ayah memang sudah tidak bisa menjadi temanku berbicara dan berbagi kisah, aku mengembalikan perumpamaan buku catatan itu ke dalam sebuah lingkup lebih luas. Mengapa tidak aku persempit ? Iya, karena bagiku kisah Ayah lebih luas dari itu. Maka sekalian saja aku pelajari ilmu-ilmunya lebih luas lagi, biar aku bisa merasakan bahwa Ayah akan tetap hidup. Di hatiku, melalui penaku, bersama tulisanku.
          Bagaimana pada akhirnya aku berujung menjadi seorang penulis muda?
          Karena kecintaan itu membuatku bisa berenang sesuka hati. Tidak dibatasi oleh gaya apapun karena aku bisa menciptakan gayaku sendiri. Menjadi penulis, aku tidak takut kehilangan jati diri. Aku tidak takut kehilangan orang lain, orang-orang terdekatku, otak berpikirku, dan jiwa-jiwa petualangku. Menjadi penulis, aku menjadi diri sendiri, tanpa paksaan ataupun pernyataan tertulis “tanpa paksaan” dengan materai 6000. Aku bebas! Jadilah orang yang bebas, dengan menulis!
          Kembali kepada pertanyaanmu terkait tips-tips menjadi penulis.

1.    Mulailah menulis cerita-cerita dari kejadian di sekitarmu.
Setiap hari, rutinitas harian membuat kita penat. Setuju ? Iya, aku setuju dengan pernyataan itu. Dua puluh empat jam dalam satu hari dan (mungkin) ada lebih dari dua puluh empat (pula) gerakan yang kita lakukan untuk menyelesaikan satu kegiatan saja. Bukan hanya badan yang penat, tapi pikiran juga. Hati-hati bila sudah pikiran menjadi penat. Karena kemungkinan untuk berpikir jernih akan sangat kecil. Solusi yang ditawarkan adalah tuliskan apa-apa saja yang sudah kita lewati seharian penuh. Bebas mau dituangkan ke dalam wadah apapun. Mau diary-boleh, mau buku sele-sele-boleh, mau di laptop/komputer-boleh, mau di binder kampus-boleh. Asal tidak nulis di baju saja ya, kawan-kawan hehehe. Selama bentuknya adalah kertas yang bisa dipakai untuk oret-oretanmu, silahkan untuk digunakan. Nah, kemungkinan lain yang terjadi di tips ini adalah rasa malas dan ngantuk. Kalau dua penyakit ini, ya aku sendiri juga sering kena petulahnya hehehe. Enggak bisa dipungkiri memang kalau sudah seharian beraktifitas dan akhirnya lelah-ngantuk-malas nulis (nahloh(?)).

Dibalik fakta dan masalah, tentu ada solusinya. Biasanya, usai pulang beraktifitas, aku bersih-bersih diri, dan membuat diriku nyaman dulu dengan menjalankan ibadah. Usai itu, aku konsumsi makanan favorit. Apa itu ? Cokelat, roti cokelat, kismis cokelat, susu cokelat, permen cokelat. Semua tentang cokelat deh hehehe. Menurut penelitian, cokelat bisa mengembalikan mood seseorang yang hampir surut. Nah, kalau kamu merasa diri kamu mau menulis tapi rasa kantuk dan malas mulai buat ulah, silahkan konsumsi makanan favorit kamu. Selain sebagai teman menulis, ya itu juga berguna untuk mengalirkan semangatmu ke dalam setiap goresan-goresan tulisanmu. So, semangat ya!

2.     Tulis saja dengan kata-katamu sendiri. Jangan lupa untuk sertakan tanggal penulisan, gambarkan juga bagaimana situasi kondisi yang kamu alami dengan kata-kata asik ala kamu.
Nah, terkadang kalau sudah menulis itu suka mentok kan ya hanya gara-gara kita bingung bagaimana kata-kata selanjutnya supaya tidak mati alur. Wah ini nih yang kebanyakan membuat calon penulis muda jadi mati kutu. Kemungkinan besar, ini dikarenakan ekspektasi di awal menulis yang terlalu tinggi. Kita boleh membuat sebuah harapan tinggi, tapi toh tidak melupakan realistis tentang kemampuan kita. Acapkali ini dikarenakan kurangnya kosa kata dari diri si penulis. Sekalinya ngebaca tulisan-tulisan orang lain, duh rasanya pengen buat begitu yakan ya. Iya, aku juga dulu begitu kok.

Kebiasaan yang buruk bukan berarti menempah kita menjadi pribadi buruk untuk seterusnya. Pasti ada proses. Proses juga perlu waktu. Hemm, solusi yang aku tawarkan untuk satu ini adalah gunakan kata-kata santai ala diri sendiri. Alias buat ciri khas sendiri. Kalau misalnya kita senang dengan kata-kata santai, sok atuh lanjutkan. Kalau misalnya kita senang dengan kata-kata bijak, hajar bos! Kalau misalnya kita senang dengan kata-kata sendu melagu, silahkan untuk bermuram durja-berbahagia riang dengan itu semua. Selama itu membuat kamu nyaman, don’t be like another because you are what you think, read and write. Tulisanmu menggambarkan dirimu. Jadi, jangan takut. Karena tulisan selalu punya penggemarnya. Niatkan positif ya.

3.     Baca ulang tulisanmu.
Sudah selesai nih ceritanya tulisanmu, ciyeee kece banget hehehe. Selamat buat kamu yang sudah memasuki tahap ketiga ini. Tandanya, kamu sudah hampir menyelesaikan tulisanmu atau bahkan sudah menyelesaikan satu-dua-tiga tulisan. Huaaaah!! Great job!

Nah, tips yang ketiga adalah baca ulang tulisan yang sudah kita buat. Kebiasaan yang sering dilupakan para calon penulis muda adalah merasa kepedean sampai lupa intropeksi diri sendiri hehehe. Dimulai dari hal sederhana yaitu penulis harus bisa berada pada dua sisi. Pertama, sebagai penulis. Kedua, sebagai pembaca.

Tulisan yang kita buat, bukan kita saja loh yang mau baca. Atau bahkan orang-orang terdekat kita saja loh yang mau komentar baik. Di luar sana, banyak yang bisa mengkritik tulisan-tulisan kita. Maka dari itu, baca ulang tulisan kita. Perhatikan ejaan dan tanda baca. Posisikan sudut pandang tulisan supaya enak dibaca oleh para pembaca, apalagi kategori pembaca yang kita jadikan sebagai target pembaca tulisan kita. Ayo, check your writing again! Jangan malas yaaa hehehe.

4.     Jika sudah pede, buat genre tulisanmu lebih luas lagi. Semisal, tentang kondisi teman-temanmu, atau saudara terdekatmu, atau bahkan orang tuamu.
Sudah banyak nih tulisan-tulisanmu dan lagi-lagi kamu kejebak masalah. Aduh, apalagi sih masalahnya ? Hemm, masalahnya adalah kamu merasa objek tulisanmu itu-itu saja. Waaah, sepertinya kamu butuh piknik hehehe. Tenang-tenang, kamu harus ubah mindset kamu bahwa penulis selalu punya ide meskipun hanya dihadapkan pada satu buah kotak di depannya. Menulis itu butuh inspirasi dan inspirasi ada dimana-mana.

Ketika kamu sudah selesai menceritakan tentang dirimu sendiri beserta apa-apa saja yang kamu kerjakan, maka mulailah membuka wawasan tulisanmu lebih dalam lagi.... lebih dalam lagi.... lebih dalam lagi.... (eh, kayak hipnotis ya hehehe). Iya, seperti pengalamanku. Aku memulai menuliskan tentang teman-temanku di kampus tentang bagaimana karakter mereka dan hal-hal menarik sampai tidak menarik yang dihabiskan bersama mereka. Sedikit kepada membuka aib sih sebenarnya, tapi kita juga tahu batasan dalam penilaian. Kalau semisal itu adalah teman dekat, ya mungkin tidak masalah. Asal juga isi tulisannya tidak menjatuhkan siapapun, melainkan memberikan semangat positif dalam jalinan pertemanan. Toh teman yang baik adalah teman yang senang bila dikritik. Itu tandanya, kita perhatian hehehe.

Jadi, beranilah untuk menciptakan objek-objek baru dari orang-orang terdekatmu.

5.     Mulailah memberanikan diri untuk meminta teman terdekatmu, atau orang tuamu, atau salah satu penulis yang kamu kenal, untuk baca tulisanmu.
Penulis juga butuh dikomentari kan untuk perkembangan tulisan yang lebih baik. Jangan malu buat nerima kritikan dan saran, sebab itu sangatlah penting untuk diri si calon penulis. Mintalah teman terdekatmu, ayah atau ibumu, untuk membaca tulisanmu. Setelah itu, minta mereka untuk berkomentar atas karyamu.

Lalu, kalau kamu malu menunjukkannya bagaimana ? Ya sejatinya, penulis memang orang-orang yang terlahir untuk memutuskan urat malunya hehehe. Jadi kalau kamu sudah berani memutuskan dan memantapkan diri untuk menjadi seorang penulis, maka take a risk. Ambil resikonya. Tidak susah kok. Hanya dengan modal nekat dan tidak malu untuk menunjukkan hasil karyamu. Bukan buat ajang pamer loh, tapi itu tandanya kita ingin ajak teman-teman yang lain untuk berkarya lebih banyak lagi daripada kita.

Jadi, percaya deh kalau niat baik akan berujung baik meskipun harus melewati gundukan-gundukan luar biasa, dan kita juga akan dihadirkan bersama orang-orang yang sevisi-misi dengan kita. Kamu tidak sendiri, maka berbagilah! Dimulai dari tulisan pertamamu.

6.     Perbanyak baca buku hehehe.
Hohoho, sepertinya tips yang terakhir ini harus menjadi santapan makanan wajib bagi para penulis. Yeay, that is read!! Akan mustahil bagi seseorang untuk menjadi seorang penulis bila tidak pernah membaca. Minimal, baca tulisan, “Ini adalah Ayah Budi. Itu adalah Ibu Budi”.

Simple is beauty, aseeek bangeeet hahaha. Iyes, menjadi cantik memang butuh yang sederhana saja. Nah, sama halnya dengan menulis. Menjadi seorang penulis yang baik dan punya ciri khas, ya dimulai dari tulisan-tulisan sederhana. Tidak perlu ingin menyerupai J.K.Rowling atau Andrea Hirata atau Dee Lestari, kalau menuliskan cerita-cerita sederhana saja tidak pernah – kalau membaca buku saja tidak mau. Ayo dong baca buku! Baca komik atau novel teenlit juga boleh selama itu bisa memicu semangat bacamu. Nah, kalau sudah banyak baca, nanti bakal ada niat supaya tulisanmu juga bisa dibaca orang kan? Habis baca, terbitlah nulis. Begitu.... hehehe.

          Astaga, ini uda panjang banget tulisannya. Sudahlah, aku akhiri saja ya kawan-kawan. Buat Naila yang akhirnya membuatku bocor sebegini panjang, terima kasih untuk pertanyaannya ya. Jangan malu-malu apalagi takut (emang aku apaan -.-) untuk nanya-nanya, Insya Allah bakal dijawab langsung kalau memang jawabannya singkat dan bakal soon reply di postingan blog sederhana ini di lain waktu.

          Jadi penulis? Siapa takut!

          Masih takut? Yah, masa kalah sih sama penulis-penulis muda di Kecil-Kecil Punya Karya. Hayoloh hehehe. Selamat berkarya! Kalau tulisanmu sudah dibukukan, punten ya buat dibagiin ke aku satu hihihi (lagi-lagi gak tahu diri akunya, maafkeun ^.^)

Baca Artikel Yang Kamu Suka

1 komentar