• Home
    • Akademik
    • Diurna Rizka
    • Tulisan
    • _Writing Competition
    • _Blog Competition
    • _Writing Project
    • Petualangan
    Assalamualaikum..
    Halo sahabat inspirasi muda Indonesia!! Masih semangat ? Nah, Rizka punya cerita nih dan pengalaman baru yang luar biasa. Yuk, baca yaaa.. :)

    Alhamdulillah, beberapa minggu lalu Rizka dinyatakan lolos seleksi TnT#2 (Traveling and Teaching) 1000 Guru Medan. Sudah pada tahu belum itu apa? Nah, sesuai dengan kepanjangannya yaitu Traveling and Teaching, pastinya berkaitan dengan pergerakan sosial. Iya, bener sekali! Tapi kali ini ada yang berbeda, teman-teman.. Bedanya adalah para relawan yang dinyatakan lolos seleksi berkas dan interview akan berangkat ke pelosok desa, menetap beberapa hari disana, mengajar anak-anak di desa tersebut, memberikan donasi, melakukan penyuluhan dan pengobatan gratis untuk pengabdian masyarakat dan PANTANG MENGELUH!

    Tujuan TnT#2 - 1000 Guru Medan kali ini adalah Sekolah MIS Al-Ittihadiyah di Desa Karang Gading, Dusun 15, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Pernah nonton film Laskar Pelangi ? Sekolah yang kami kunjungi itu percis seperti sekolah Muhammadiyah yang ada di film Laskar Pelangi itu. Tak disangka ! Butuh waktu kurang lebih 4 jam dari kota Medan menuju tempat tujuan. Siapa sangka dibalik hiruk pikuk gedung tinggi di Kota Medan, ternyata (masih) ada tempat yang harus kita lihat, teman-teman.. Tempat dimana generasi bangsa yang hebat dan luar biasa terlahir dari sini. Siapa sangka dibalik enaknya tidur siang dan tidur malam kita, ternyata (masih) ada yang harus tidur beralaskan kain tipis. Siapa sangka dibalik segarnya air yang kita nikmati, ternyata (masih) ada yang susah mendapatkan air bersih. 










    Dalam TnT ini, ada beberapa bagian yaitu tim pengajar, tim pengabdian masyarakat, tim penyuluhan dan pengobatan gratis. Alhamdulillah lagi, aku diberi kesempatan untuk menjadi Tim Pengajar dan bertugas mengajar di kelas 5 bersama rekan Dimas. Materi yang kami sampaikan adalah Kegiatan Sehari-hari. Awal masuk, anak-anak sulit untuk menyebarkan senyum. Aku dan bang Dimas berusaha untuk melakukan yang terbaik. Senyum! 
    Kami kemudian menyelipkan permainan, nyanyian dan yel-yel untuk anak-anak supaya mereka tidak bosan. Perlahan tapi pasti, mereka sudah mulai berani untuk maju ke depan. Luar biasa!







    Banyak cerita tersalur hangat dari para generasi bangsa di desa ini. Terdengar kata-kata mereka 'Aku ingin jadi pemain bola. Mau jadi guru bahasa Indonesia, guru Matematika. Mau jadi Koki dan sebagainya'. Di akhir kegiatan belajar mengajar, ada sesi Pohon Harapan. Apa itu ? Itu adalah sesi dimana anak-anak menulis nama dan cita-citanya di sebuah kertas origami berbentuk daun yang kemudian ditempelkan di Pohon Harapan tersebut. 




    Setelah itu, seluruh relawan dan panitia mengajak adik-adik bermain sebuah permainan "Bersyukur". Kami membentuk sebuah lingkaran besar. Relawan dan anak-anak saling bergandengan tangan. Permainan dipimpin oleh kak Dortiala Manurung, pembina dari 1000 Guru Medan dan dibantu oleh bang Arif Wardiman, ketua panitia TnT 1000 Guru Medan. Permainannya adalah menendang bola. Tapi jangan salah, apa yang berbeda ? Ini dia ! Salah seorang anak bernama Umam, ditutup matanya dan mencoba mencari bola dengan mendengar panduan dari teman-teman yang ada di sekelilingnya. Seluruhnya menyoraki "Kiri kanan kiri kanan depan depan depan lagi, mundur mundur....", begitulah sorakan dari teman-temannya untuk membantu Umam menemukan bola yang akan ditendangnya. Di akhir permainan, kak Dorti menyampaikan "bagaimana rasanya berjalan dan melakukan suatu kegiatan dengan kehilangan salah satu dari indera kalian? enak atau enggak?". Anak-anak menjawab "Tidak enak Bu!". Lalu kak Dorti bertanya lagi "Kalau begitu, katakan pada Tuhan, "Ya Tuhan, terima kasih atas mataku, atas telingaku, atas kedua tanganku, atas kedua kakiku, atas mulutku, atas hidungku, atas semua yang kau beri". Anak-anak serempak mengikuti kata-kata yang disampaikan oleh kak Dorti tersebut.







    Kemudian, setelah permainan usai. Anak-anak diarahkan untuk masuk ke ruangan kelas masing-masing. Dan mulailah sesi Heart to Heart, dimana relawan memilih 3-4 orang anak untuk diajak curhat dari hati ke hati secara mendalam. Tentang apa ? Tentang apa saja keluh kesah dan perasaan yang ada di hati anak-anak. Aku mendapatkan 4 orang anak dari kelas 4. Banyak hal yang kutanyakan pada mereka. Tersentuh hatiku.



    Salah seorang anak bernama Tika, kelas 4 SD. Anak pertama yang menangis pada Rizka saat sesi Heart to Heart. Ketika Rizka bertanya "Kamu pengen jadi apa?". Tika menjawab "mau jadi juru masak, Bu. Biar makan enak setiap hari. Ibu saya sudah tidak ada dari saya kecil. Bapak saya kerja Mokat. Saya senang sekali Ibu dan Bapak Guru mau datang. Saya merasa tidak sendiri. Jangan pulang, Bu. Disini saja Ibu sama saya. Ibu mau kan tinggal sama saya ?". Disaat semua sudah keluar kelas, dia tarik tanganku, "Saya mau peluk Ibu. Boleh?". Dan aku pun merebahkan tanganku kemudian memeluknya erat. Di tengah pelukan itu, Tika yang luar biasa menangis di punggungku. Terdengarku dia menarik 'ingus' yang meleleh jatuh. Bajuku basah. Lalu dia katakan "Bu, terima kasih". Aku tak kuat menahan haru dan air mataku. Aku memeluk ia semakin erat. Tikaaa, kamu anak baik. Sangat baik sekali.. (dalam hatiku yang tak terucap). Kemudian, aku hapus air mataku di balik punggungnya sebelum melepas pelukannya. 

    Kemudian, panitia memanggil untuk keluar kelas. Aku bergegas bersama Tika untuk keluar bersama. Di luar kelas, aku meminta teman untuk mengabadikan momenku bersamanya. Suatu saat nanti, alasanku ingin kembali adalah Tika, si anak yang luar biasa. Tika.... Ibu berdoa untuk kamu :') Sukses! "Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu!" (Andrea Hirata)


    "Baik-baiklah sekolah. Bangun desa kalian dengan pendidikan. Jangan terbelenggu karena keterbatasan yang ada. Jadilah yang memang baik!". Ketika kalian harus menembus berbagai belenggu dengan berlari tiada henti untuk mengejar asa yang lama telah terpatri, kalian harus percaya mimpi itu akan kalian raih walau harus berlari tiada letih. Manusia punya hak untuk bermimpi, tetapi manusia juga punya kewajiban untuk mengejar mimpi-mimpinya itu. Tidak ada kesulitan yang tidak akan mengandung kemudahan dan tidak ada kemudahan yang semuanya indah. Karena tidak ada mimpi yang terlalu besar dan kandas sia-sia. PERCAYA!




    Bersyukur tiada akhir telah diberi kesempatan untuk berbagi kisah suka dan duka bersama kalian, adik-adik hebat dan luar biasa. Bersyukur tiada akhir telah memberikan kami pelajaran sebagai manusia bahwa "SYUKUR ITU PENTING", bahwa "MIMPI DAN CITA-CITA PUNYA SIAPA SAJA", bahwa "KETERBATASAN TIDAK MENGHALANGI MIMPI", bahwa "MENJADI GURU ITU TIDAK MUDAH". Terima kasih banyak adik-adik. Semoga kedepannya, kita semua bisa lebih banyak merenung tentang 'APA YANG SEHARUSNYA KITA LIHAT DARI SEKARANG' dan 'APA YANG SEHARUSNYA KITA LAKUKAN SEJAK SEKARANG'. Hati berdoa semoga Allah SWT memanjangkan langkah, rezeki dan umur untuk hadir bersama kalian kembali. Dan harapan terbesar, agar semakin banyak dari kita yang IKUT dan BERGERAK untuk sama-sama bangun Indonesia!




    Buka mata, turun tangan, ayo ikut dan bergerak. Dengan cara apapun yang menurut kita nyaman, itu tidak masalah. Kita semua pasti punya cara sendiri. Bukan harus menuntut kesempurnaan dulu utk bergerak. Sekecil apapun itu, perbanyak buka tangan dan kuatkan kaki untuk siap menopang kiri dan kanan kita.




    Sampai jumpa lagi, anak-anak hebat dan luar biasa. Bergegaslah capai mimpi kalian.
    Salam Indonesia. Salam inspirasi muda!
    Continue Reading
    Theme “ Building Peace in Our Hearts and Minds”




    -Build Future, Build Nations, Create Passion of Peace-

    Author : Rizka Gusti Anggraini
    Nationality : Indonesian
    City, Province : Medan-North Sumatera, Indonesia
    Category : Youth
    Age (as June 15 2015) : 18 Years Old

    Build Future, Build Nations, Create Passion of Peace
    Minds determine our lives because human is what they think. Maybe it is the beginning of what I can tell in this regard. Mind is the leader or the forerunner of all the action. Our actions are a direct result of what is in our minds. If we have negative thoughts, our actions will also be negative so that we will have a negative life too. Conversely, if we have positive thoughts, our actions will be positive so that we will have a glorious life. For example, a tree is known by its fruit. It also applies to our lives as normal human beings. Good minds and noble will produce glorious life. Before our minds positive, our lives would not lead to it.
    Generally, there are two types of people, those who are fixed and growth people. Fixed people are the ones who feel they've been successful, rich and comfortable in his life. They consider their own perfect life and they do not want anything else, thinking like that is very dangerous for the survival of their future lives. I will make the illustrations that will help the reader to understand what I mean. See people who become passengers of public transport. Most of them even to sleep calmly. Because they already know the routes that will be passed by the public transportation so that they are sure that they will not get lost. In fact, they will wake up by itself when public transportation is approaching a stopping them. They passed as a routine that will not change. This fixed mindset will hinder the progress of the quality of their lives. People like this will only see other people go forward and get better without taking part in it. What should be done to get things better is to work on that. Try our lives tomorrow better than today.
    The second type is growth people. Who are included in this group are people who want to follow the direction of change. They have the mindset that developed according to the needs and ages. They realize that success should be pursued. The success did not come one time in their lives. The success came many times because they are constantly working on it. I go back to the illustration of public transport passengers. We refer to different situations. One day, they ride public transport should take another route for any reason, then the passengers of public transport looks more alert. Instead of sleeping, blinking was probably inevitable because they have to concentrate on the new route. Hard thinking will stimulate brain cells to respond, it is much needed in this ever-changing world. Responsive to change is something that will greatly influence the success of a person. Coming to terms with the mind can make us into people who quickly gained success. Because mindset will influence our actions.
    After we talked about the mind, there is one important thing that we have our own balance and should be able to make peace with it. It is heart. Without us knowing, our mood in everyday life will be greatly affected by the atmosphere that we wake up when start the day, ie mornings. I have often noticed, when morning begins with a jovial atmosphere, then it will follow us at noon, afternoon, and evening. Not surprisingly, the motivator is often said "good morning" even though we know very well when it was evening. Because they want us to believe that the morning is the time that light spirit formed, while still a very long time for us to do the activity. When we expect something good, in fact the whole universe will unite to help us to make it happen. Most importantly, when we dropped, we had to bounce back. Because the true value of a man is not how to behave in times of fun, but the way he acted at times difficult and challenging. Thus, peace with our minds and hearts. With it, we will no longer fear anywhere. Being personally targeted, build a future, beneficial to others, to build our country each and desire to create peace within ourselves.
    Continue Reading
    DPR DALAM KONTRIBUSI PEMBANGUNAN
    Dewasa ini, pembangunan di Indonesia mengalami kemerosotan dari berbagai aspek. Mulai dari aspek pendidikan, sosial budaya, hukum, ekonomi sampai aspek perubahan zaman. Kemerosotan pembangunan dipicu oleh kemerosotan lingkungan global yang terus berlangsung. Sebagai contoh, terjadinya krisis kekurangan air di seluruh dunia,  tersainginya paradigma pembangunan berkelanjutan dengan paradigma globalisasi dan krisis pembangunan berkelanjutan dimana-mana.
    Globalisasi dapat terjadi dalam bentuk penyebaran teknologi-teknologi baru, termasuk rekayasa genetika yang berpotensi mempengaruhi lingkungan secara signifikan. Globalisasi telah menenggelamkan tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan dan mengutamakan butir-butir penting usulan-usulan untuk mengatasi sejumlah persoalan dalam kaitannya dengan globalisasi dan pembangunan berkelanjutan. Melihat keadaan ini, perlu dilakukannya pengelolaan global yang sesuai dan demokratis serta kesadaran dari seluruh warga negara.
    Pembangunan harus berlangsung dalam situasi parameter yang terus-menerus berubah, yang secara sinambung menimbulkan perubahan persyaratan bagi pemeliharaan ketertiban dan kestabilan. Diinginkan atau tidak, pembangunan berarti urbanisasi dengan skala besar dan mobilitas yang lebih besar pada umumnya. Ini berarti terciptanya barisan tenaga kerja yang disiplin dan sangat banyak kelompok masyarakat melalui transportasi dan melalui media. Pembangunan berkelanjutan juga mencakup kepentingan sarana-prasarana sosial suatu negara. Satu kondisi penting bagi pertumbuhan itu sendiri, sama sekali tanpa memandang sistem politik atau ideologi. Lalu, ada satu titik pada proses pembangunan yang momentumnya tidak bisa dipertahankan kecuali jika terdapat keikutsertaan dan prakarsa yang aktif dan sukarela dari pihak petani serta pihak wiraswasta kecil di daerah pedesaan dan kota-kota.
    Pembangunan prasarana sosial juga memerlukan desentralisasi, baik pada usaha perencanaan dan pembangunan suatu proses yang membutuhkan sangat banyak waktu serta usaha dan melibatkan banyak risiko. Akan tetapi, jantung permasalahan pembangunan terletak pada kesulitan mempertemukan kebutuhan-kebutuhan pihak pusat untuk menjatahkan secara paling rasional dan efisien sumber-sumber pembangunan dari bawah dengan unsur-unsur otonomi dan kepercayaan pada diri sendiri.
    Kemudian, pembangunan berkelanjutan dari aspek pendidikan juga mengalami kemerosotan. Masalah pendidikan di Indonesia yang akhir-akhir ini muncul kepermukaan banyak berkaitan dengan mutu pendidikan baik dalam dimensi proses maupun hasilnya. Masalah ini semakin dirasakan sebagai krisis pendidikan yang meresahkan, karena banyak pendekatan pembangunan pendidikan hanya memfokuskan pada masalah kuantitas, sehingga usaha mencerdaskan kehidupan bangsa cenderung dipersempit dalam lingkup pendidikan formal dan pembelajaran yang terbatas pada perhitungan kuantifikasi dengan mengabaikan kualitas. Walaupun sekarang ini telah dilancarkan pengembangan pendidikan yang menyangkut pemerataan, kualitas, produktivitas dan relevansi, namun masalah pendidikan terus berkembang makin rumit dan terbelenggu dalam sistem yang tengah terstruktur.
    Pemberlakuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Kabupaten/Kota sebagai Daerah Otonom membawa implikasi terhadap pelaksanaan otonomi dan demokratisasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Salah satu pesan yang tertuang dalam UU No. 22/1999 adalah bahwa daerah berkewajiban menangani pendidikan yang rambu-rambunya telah dijabarkan dalam PP No. 25/2000. Persoalan mendasar dalam desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah mengenai apa yang seharusnya dilakukan, oleh siapa hal itu dilakukan, dengan cara bagaimana, dan mengapa demikian. Melalui pengelolaan yang desentralistik, diharapkan pendidikan dapat dilaksanakan dengan lebih baik, bermanfaat bagi kehidupan daerah, bangsa,  dan negara. Melalui desentralisasi diharapkan tidak terjadi kemunduran dalam pendidikan dan tidak juga justru melemahkan semangat integrasi nasional.
    Bagaimana kinerja dari lembaga parlemen yaitu DPR dalam peningkatan pembangunan mutu pendidikan di Indonesia ?. Disini akan saya kupas dari beberapa sumber referensi yang saya dapat.

    Dalam harian online yang saya baca yaitu harian “SUARA MERDEKA” (16/09/13) pemerintah kembali membumikan gerakan membaca di daerah Jawa Tengah. Berikut, dibawah ini isi beritanya:
    Membangun karakter bangsa dapat dilakukan antara lain melalui kebiasaan membaca, hanya pelaksanaannya di Jateng perlu pembaruan. Berkait dengan pengedepanan kembali wacana tersebut, DPR meminta kepada pemerintah pusat dan daerah merevitalisasi secara menyeluruh perpustakaan. (SM, 16/9/13).
    Diharapkan melalui perbaikan pelayanan dan jaminan ketersediaan koleksi buku yang bervariasi pada masingmasing perpustakaan, bisa kembali terbangun budaya membaca pada kalangan masyarakat. Perubahan paradigma itu penting mengingat kebutuhan akan pengetahuan, selain informasi dan huburan, kini menjadi isu penting.
    Dalam kunjungan kerja ke beberapa daerah di Jateng, beberapa anggota Komisi X DPR menyatakan perpustakaan masih dianggap sekadar pelengkap dan atribut pendidikan, termasuk oleh pimpinan daerah. Anggota Komisi X DPR dari daerah pemilihan Jateng Abdul Kadir Karding mengatakan saat ini perpustakaan masih dianggap ’’penampungan’’ pegawai yang kariernya sudah mandek atau mendekati pensiun.
    Penulis mendukung rencana pemerintah merevitalisasi perpustakaan mengingat upaya itu merupakan salah satu langkah tepat untuk bisa merealisasikan tujuan Gerakan Nasional Indonesia Membaca. Gerakan itu saat ini sudah dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) atau Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).
    Sehubungan dengan wacana itu, masyarakat perlu kembali memahami hakikat buku sebagai jendela ilmu. Buku bisa memberi kontribusi pada upaya peningkatan kualitas bangsa karena bangsa yang punya minat tinggi membaca pasti memiliki sejumlah keunggulan kompetitif.
    Nilai itulah yang bisa menjadi modal untuk lebih siap bersaing dengan bangsa lain. Karena itu, kita perlu mengampanyekan dan mengajari anak-anak sejak usia dini untuk gemar membaca, dan itu bisa dimulai dari lingkungan keluarga. Bahkan bila koleksi buku di rumah dirasa cukup lengkap, tidak ada salahnya membuat perpustakaan yang juga bisa diakses oleh warga sekitar.

    Perpustakaan yang memiliki pustakawan profesional, dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai, seperti ruang baca luas, koleksi buku lengkap, bersih dan nyaman, memengaruhi minat warga untuk mengunjungi. Terlebih bila dilengkapi bahan bacaan lain, seperti surat kabar, tabloid, majalah, buku fiksi dan nonfiksi.
    Khusus dalam bidang pendidikan di Jateng, secara umum kita melihat kondisi perpustakaan sekolah yang masih perlu pembenahan. Di samping pelayanan yang masih terbatas, koleksi buku sudah ketinggalan zaman, dan tidak bervariasi. Apalagi belum semuanya dilengkapi fasilitas penunjang yang kini dibutuhkan peserta didik, semisal jaringan internet.
    Kita bisa melihat keseriusan pemerintah memberdayakan perpustakaan, salah satu sarana untuk mendukung kesuksesan gerakan membaca. Dalam Laporan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga (RKAKL) 2014, pagu anggaran sementara Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) dalam RAPBN 2014 sebesar Rp 435 miliar.
    Angka itu naik sekitar 2,5% dari APBN 2013, yakni Rp 424 miliar. Kepala PNRI Sri Sularsih mengajukan usul tambahan anggaran melalui inisiatif baru penganggaran 2014 sebesar Rp 290 miliar. Anggaran itu akan dialokasikan untuk membangun fasilitas layanan Perpusnas Rp 202 miliar, pengembangan perpustakaan digital Rp 17 miliar, dan bantuan pengembangan perpustakaan Rp 18 miliar (SM, 16/9/13).
    Pemda juga perlu lebih mengoptimalkan peran institusi Perpustakaan Daerah (Perpusda) yang melayani masyarakat di pedesaan dengan menggunakan mobil perpustakaan keliling (perpusling) secara terjadwal. Namun di beberapa daerah, jumlah mobil perpusling masih terbatas.
    Seluruh elemen masyarakat di Jateng seyogianya mendukung Gerakan Nasional Indonesia Membaca. Pemda juga harus memberikan dukungan, antara lain dengan merevitalisasi perpustakaan daerah, dan membangun fasilitas itu di kabupaten/kota yang belum memiliki. Termasuk memberdayakan taman bacaan masyarakat
    — Ambijo, pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sanggar Candra Buana Kebumen

    Saya sebagai pelajar di dalam masyarakat yang menginginkan negara Indonesia dapat menjadi negara yang mampu bersaing dalam meningkatkan mutu dari segala aspek di era globalisasi sekarang ini, membuat beberapa kontribusi, jika saya mendapatkan kursi sebagai anggota DPR : (1). Tetap berada pada garis kedaulatan rakyat . Jelas dikatakan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi, yaitu negara yang kekuasaannya ditangan rakyat, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. (2). Meningkatkan mutu pendidikan nasional dan kualitas generasi bangsa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu bersaing dengan kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kualitas suatu negara untuk menjadi maju dilihat dari kualitas para generasi bangsanya.
    Sumber Referensi :
    1. Khor,Martin.2002.Globalisasi & Krisis Pembangunan Berkelanjutan.Yogyakarta
    2. Prof.Dr.Sritua,Arief.2001.Indonesia Tanah Air Beta.Muhammadiyah University Pers

    3. Harian Online “SUARA MERDEKA” (16/09/13)
    Continue Reading
    Newer
    Stories

    Searching

    • ABOUT ME

    Media Sosial

    • Tumblr
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram

    HUBUNGI SAYA DENGAN EMAIL

    Nama

    Email *

    Pesan *

    Pengunjung

    Pict of Me

    Pict of Me

    Catatan Berkarya



    Recent Post

    • Esai Seleksi Beasiswa Karya Salemba Empat
    • Esai Diri (Program Friendship From Indonesia 2017, China - Malaysia)

    Arsip Blog

    • ►  2022 (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2021 (1)
      • ►  November (1)
    • ►  2020 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Agustus (1)
      • ►  Juni (1)
    • ►  2019 (8)
      • ►  Desember (2)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (2)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (1)
    • ►  2018 (6)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Agustus (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2017 (21)
      • ►  Desember (5)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (2)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juli (3)
      • ►  Juni (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (3)
      • ►  Maret (1)
    • ►  2016 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Januari (1)
    • ▼  2015 (3)
      • ▼  Agustus (3)
        • TnT#2 - 1000 Guru Medan (21-23 Agustus 2015)
        • International Essay Contest 2015 for Young People ...
        • Essay Parlemen Remaja Nasional 2013 "DPR dalam Kon...

    Label

    • Blog Competition
    • Cerita Rizka
    • Diurna Rizka
    • Esai
    • Pendidikan
    • Petualangan
    • Rizka Gusti Anggraini Sitanggang
    • Tulisan
    • Writing Competition
    Instagram LinkedIn

    Created with MRIL BeautyTemplatesDistributed By Rizka Sitanggang

    Back to top