Kisah Tanpa Cerita

Juni 09, 2020


Setiap hari kudengar orang-orang bercerita, tentang ini dan itu. Seru sekali rasanya, sesekali ada rasa ingin punya cerita yang sama. Tapi, mana mungkin. Toh, jalan hidup setiap orang tentu berbeda pula.

Setiap hari kulihat orang-orang bertemu, berjabat tangan, berangkulan, bergandengan. Tampaknya, seru sekali punya seseorang yang bisa menjadi tempat pulang. Tapi, hanyalah naif bagi mereka yang bahkan sebagian besar waktunya bertalang pada monitor.

Hari-hariku tidak ada yang begitu istimewa. Semua berjalan biasa saja, sangat biasa. Sampai aku sendiri merasa seperti kejar-kejaran dengan waktu, lalu ditutup dengan malam dan disambut pagi. 

Siang hingga sore tidak ada yang istimewa. Sama sekali tidak ada. Yang ada hanya lelah dan keinginan untuk tidur. Begitulah dunia, tepatnya duniaku. Dunia di mana seorang anak mengaku sibuk, padahal itu hanya caranya mengelak pada kenyataan.

Kenyataan besok, lusa, seminggu ke depan, sebulan lagi, hingga bulan berikutnya, yang dijalani dengan biasa saja. Begitu terus sampai nanti bertemu usia baru. Itu pun kalau dimampukan, mudah-mudahan.

Hanya, aku tak pernah benar-benar menyerah. Atau mungkin itu hanya perasaan sendiri, entahlah. Cita-citaku membumbung tinggi seolah seisi dunia aku yang punya. Pola pikir bertahan pada idealis, tapi tubuh seringkali meronta. Itu pun seringkali diabaikan.

Jika orang-orang punya cara menghamba pada hidupnya, maka aku hampir seperti mereka sekarang ini. Padahal, dulu najis bukan kepalang. Berkali-kali mencoba ikhtiar, tapi yang ada cuma berantakan. Apa iya setiap orang yang mengaku telah dewasa harus sekali melewati masa-masa begini?

Baca Artikel Yang Kamu Suka

0 komentar