• Home
    • Akademik
    • Diurna Rizka
    • Tulisan
    • _Writing Competition
    • _Blog Competition
    • _Writing Project
    • Petualangan


    Hasil gambar untuk karya salemba empat
    Logo Karya Salemba Empat (sumber : google.com)

    Alasan Pemilihan Jurusan
    Beberapa hari sebelum finalisasi SNMPTN (jalur undangan), saya dengan modal nekat memilih jurusan Ilmu Komunikasi USU sebagai pilihan pertama diikuti dengan Kesehatan Masyarakat USU dan Pendidikan Bahasa Jerman UNIMED.  Dengan niat dan rasa percaya akan apa yang saya yakini bila dibarengi dengan usaha dan doa, akhirnya saya dinyatakan lulus seleksi SNMPTN di jurusan Ilmu Komunikasi USU. Alasan saya memilih program studi Ilmu Komunikasi di Universitas Sumatera Utara, dikarenakan setelah saya browsing, ternyata jurusan ini merupakan salah satu jurusan paling banyak peminat dan terfavorit di Medan. Lalu, alasan kedua dilatarbelakangi oleh sering timbul rasa jenuh dalam menekuni bidang eksakta yang cenderung menuntut siswa untuk berkutat lama-lama dengan angka. Kemudian diikuti oleh alasan ketiganya yaitu kesesuaian antara minat (passion) dan kemampuan (ability) diri , khususnya bidang menulis dan saya menyukai hal-hal baru dengan spesifikasi nilai tantangan yang kuat. Dalam hal ini, tantangan kuat yang saya maksudkan adalah kemungkinan-kemungkinan yang akan saya jalani saat terjun di lapangan seperti bertemu orang-orang baru, menambah wawasan pengetahuan baru, dan tentunya dapat bermanfaat dengan berbagi ilmu ke sesama. Suatu kesempatan menjadi bagian dari keluarga Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara, mengetuk hati saya untuk senantiasa bersyukur karena kesempatan tidak datang dua kali dengan hal yang sama dan rezeki setiap manusia sudah di atur sedemikian rupa. Sehingga saat diberi amanah dengan status sebagai seorang mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri terbaik di Sumatera Utara ini merupakan hal yang tidak akan saya sia-siakan. Setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru.

    Alasan Kebutuhan Beasiswa
    Setelah terhitung satu tahun lebih menempuh pendidikan di Ilmu Komunikasi USU, saya berkecimpung di organisasi-organisasi intra kampus dan ekstra kampus. Tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi  diri dengan sistem bertukar pikiran (sharing) dengan mahasiswa-mahasiswa lainnya. Seiring berjalannya keaktifan menjadi mahasiswa yang tidak hanya ‘kuliah-pulang’, pun tidak dapat dipungkiri membutuhkan finansial tambahan seperti biaya pengeluaran tidak terduga untuk mendukung kelengkapan fasilitas belajar dan implementasi ide-ide kreatif. Dari segi penuntutan diri untuk terus mendalami dunia jurnalistik dan menulis, saya juga membutuhkan finansial untuk kebutuhan buku bacaan dan referensi lain yang mendukung. Selain itu, nantinya beasiswa ini akan menjadi tabungan saya dalam hal memupuk keperluan semester akhir yaitu skripsi, sehingga tidak menambah beban pengeluaran Ibu saya. Setiap anak selalu memiliki impian untuk membahagiakan orang tua. Tanggung jawab untuk pendidikan bukanlah semata-mata milik orang tua, tetapi juga milik si pengejar ilmunya.

    Jangka Panjang (Visi) Setelah Lulus Kuliah
    Di akhirnya nanti setelah lulus menjadi Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Ikom), saya mempunyai cita-cita menjadi seorang komunikator yang baik dan handal terutama di bidang jurnalistik. Kelanjutannya mengarah kepada dunia media dan karakter personal seorang jurnalis yang memiliki kredibilitas baik, yaitu tidak hanya mengutamakan kemampuan berbicara saja tetapi mempunyai kemampuan berbahasa, beretika, menguasai konsep dan memiliki kompetensi di bidang komunikasi berbasis teknologi komunikasi dan informasi. Terjun lapangan menjadi seorang jurnalis juga dituntut memiliki keahlian menulis yang baik. Hal itu menjadi tantangan setiap kali saya menghasilkan sebuah tulisan dengan terus menerima koreksi, kritik dan saran dari siapa saja. Sebagai batu loncatan pembelajaran, setelah sarjana saya menyiapkan dua rencana yang ingin saya tempuh. Pertama, ingin meniti karir secara profesional di bidang jurnalistik dan editor. Dalam hal ini, saya berkeinginan untuk membuat sebuah publishing house untuk anak-anak usia sekolah berkebutuhan khusus tapi berbakat menulis. Kedua, melanjutkan pendidikan S2 ke Jerman dan mengambil peminatan Komunikasi Pembangunan ataupun Jurnalistik. Selesainya pendidikan itu, saya ingin melanjutkan langkah menjadi tenaga pendidik. Dengan pengalaman-pengalaman yang saya miliki, setidaknya hal itu dapat saya bagikan kepada para mahasiswa saya nantinya sehingga teori yang saya berikan memang berdasarkan pengalaman nyata saya saat di lapangan dan ilmu yang saya peroleh selama ini tidak hanya berhenti untuk diri saya sendiri.

    Pilihan Pengembangan Diri
    Namun sejauh dan sehebat apapun manusia, memang benar tidak ada manusia yang sebegitu cerdas dan sebegitu hebat. Oleh karena itu saya tidak akan berhenti untuk terus belajar dan berusaha. Mencoba lebih banyak mendengar dan melakukan pengembangan diri. Terkait usaha pengembangan diri, saya pribadi lebih senang dengan kegiatan sejenis pelatihan kepemimpinan (leadership) dan career coaching. Pelatihan kepemimpinan dipadatkan dengan materi-materi dan pemahaman praktis dari mereka yang sudah ahli dibidangnya sehingga mampu memotivasi dan menumbuhkan jiwa-jiwa muda intelektual penuh semangat berkarya. Sedangkan untuk career coaching memiliki daya tarik dengan kegiatan berbentuk praktek untuk menciptakan para profesionalis muda dalam mengembangkan karya yang sudah ada dengan inovasi kreatif. 

    Alasan Apply Beasiswa KSE
    Segala niat, usaha dan doa akan membawa setiap pengejar mimpi menemukan titik keberhasilannya. Oleh karena itu, saya mengajukan beasiswa Karya Salemba Empat Tahun Akademik 2016-2017 selain akan terbantu dari sisi ekonomi, dalam beasiswa ini juga terdapat berbagai pelatihan dan kegiatan untuk mengembangkan diri seperti pelatihan kepemimpinan, pembinaan wirausaha muda, jaringan komunikasi dan kerjasama yang baik. Beasiswa Karya Salemba Empat ini merupakan salah satu penyedia beasiswa dengan akreditasi baik. Pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada penerima beasiswa ini  yang sudah saya lihat dan baca di website resmi Karya Salemba Empat, turut menjadi daya tarik bagi saya dalam mengajukan beasiswa ini. Semoga dapat berkarya bersama-sama lebih baik lagi dengan beswan KSE lainnya.
    Continue Reading



    Sumber foto : http://gaietyfantasy.blogspot.co.id/2017/03/friendship-from-indonesia.html

    Deskripsikan Diri Anda dengan Singkat
    Perkenalkan, nama lengkap saya Rizka Gusti Anggraini Sitanggang. Biasa dipanggil Rizka atau Ika. Saya merupakan anak tunggal dari orang tua saya dan berkelahiran 05 Januari 1997 di kota Medan, Sumatera Utara. Saat ini, saya tinggal bersama Ibu dan Nenek, setelah 5 tahun silam Ayah saya meninggal dunia karena sakit. Keseharian saya sebagai seorang anak, mahasiswa, pengurus organisasi internal kampus, anggota komunitas, dan sedang menapaki jejak dengan menggali potensi dalam bidang tulis-menulis. Saat ini, saya tercatat sebagai mahasiswi aktif di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara dengan mendalami disiplin Ilmu Komunikasi konsentrasi Jurnalistik.
    Berkuliah sejak tahun 2014, tidak menuntut saya hanya sekadar menjadi mahasiswa bangku formal, melainkan saya selalu ingin mengaktualisasikan diri di beberapa kegiatan yang merangkul anak-anak muda di sekitar saya agar lebih kreatif, inovatif, dan komunikatif. Tidak hanya itu, saya juga senang melakukan petualangan sejarah, budaya, dan seni dari berbagai sudut tempat. Hal itu sempat beberapa kali saya lakoni dari keaktifan dan semangat mengikuti ragam konferensi, pertemuan, dan forum kepemudaan, baik tingkat regional maupun nasional.
    Rasa senang ingin berbagi juga saya terapkan kepada teman-teman di kampus, minimal saya memotivasi mereka untuk benar-benar menjadikan diri sebagai pemuda-pemudi yang bermanfaat. Karena, sebaik-baiknya ilmu adalah yang dibagikan kepada sesama. Menuntut ilmu bukan sekadar untuk konsumsi pribadi, melainkan untuk kebermanfaatan banyak umat. Selain fokus menggeluti dunia pengabdian masyarakat melalui lentera menulis, saya juga berkeinginan menjadi tenaga pendidik. Bagi saya, masalah pendidikan adalah tugas kita sebagai orang-orang terdidik dan kita hadir bukan untuk menanyakan mengapa, melainkan bagaimana solusi atas masalah tersebut. Menyelaraskan antara dunia pendidikan dengan dunia literasi (baca-tulis) tentu merupakan suatu hal menarik. Dimulai dari hobi diri sendiri, tak ada salahnya dijadikan sebagai sumber daya dalam berkontribusi nyata untuk masyarakat.

    Apa kontribusi positif yang pernah Anda lakukan untuk masyarakat sekitar Anda?
    Berbicara tentang kontribusi, setiap orang pastilah pernah melakukannya, baik itu skala kecil maupun besar. Kontribusi positif yang pernah saya lakukan dimulai dari area saya sendiri, terhitung dari keluarga, saudara, teman, kerabat sepekerjaan, dan masyarakat. Dimulai dari keluarga, jujur sejak Ayah saya meninggal dunia 5 tahun silam, saya meyakinkan diri bahwa apapun yang terjadi selalu memberikan pelajaran dan hikmah. Poin yang saya dapatkan adalah menjadi pejuang pendidikan untuk diri sendiri dan orang lain bukanlah persoalan gampang.
    Sejak saat itu, saya mulai bekerja paruh waktu sepulang sekolah sebagai guru private mata pelajaran untuk siswa/i SD dan SMP. Saya belajar bahwa untuk sebuah ilmu perlu usaha yang keras dan tidak main-main. Dari hasil mengajar, saya menyisihkan uang untuk membantu Ibu membayar uang bulanan sekolah. Walaupun tidak banyak, tapi saya yakin hal sedikit itu bisa meringankan beban Ibu yang sampai saat ini menjadi seorang pedagang. Kemudian, kontribusi kepada saudara dimulai dari pekerjaan paruh waktu sejak SMA itu, yaitu mengajar les mata pelajaran. Kebetulan, adik-adik sepupu saya banyak yang masih duduk di bangku TK dan SD. Dengan kemampuan mengajar dan menyukai lingkup anak-anak, saya turut membagikan hal tersebut sebagai hadiah untuk adik-adik saya. Setiap Sabtu dan Minggu, adik-adik sepupu saya akan datang ke rumah dan memberikan waktu dua hari tersebut untuk menjadi guru les bahasa Inggris dan Matematika untuk mereka, secara gratis. Saya berpikir, membangun pemahaman bahwa belajar itu menyenangkan kepada anak-anak usia tumbuh dan berpikir, tentu dibutuhkan motivasi. Oleh sebab itu, ilmu pengetahuan dan motivasi saya seimbangkan kepada mereka, di awal dan akhir setiap sesi pertemuan les.
    Lalu, kontribusi kepada teman mulai saya aplikasikan sejak di bangku SMA. Saat kelas 2 SMA, saya bersama 2 orang teman saya menginisiasi organisasi dakwah dan literasi di sekolah. Nama organisasi tersebut adalah Rohani Islam An-Na'im. Bersama dua orang teman itulah, saya mengenal indahnya berbagi dengan apa yang kita sukai. Dunia dakwah dan literasi, dua perpaduan yang padan sekali. Selama setahun, kami membereskan berkas pendirian organisasi dan diajukan kepada Kepala Sekolah. Bersyukurnya, hal itu direspon baik dan di bulan ketiga perintisan organisasi, kami mendapatkan kabar baik bahwa Rohani Islam An-Na’im diberikan satu ruangan sebagai sekretariat. Setelah sebulan mulai penataan sekretariat dan sistem kepengurusan, kami mulai bergerak untuk lebih produktif yaitu membuat Buletin Dakwah yang diterbitkan setiap Jumat, kemudian disebar ke seluruh siswa/i beragama Islam. Untuk biaya cetak dan produksi, kami mengandalkan kontribusi pribadi dan donasi dari beberapa guru di sekolah. Hingga di masa kepengurusan saya sebagai perintis organisasi, bersyukurnya telah ada 2 anggota organisasi yang berhasil mengikuti lomba menulis tingkat SMA se-kota Medan. Semoga semakin banyak yang bergerak di dunia literasi dan dakwah.
    Setelah itu, kontribusi ke lingkungan kerabat sepekerjaan. Maksud saya disini ‘sepekerjaan’ adalah sepenanggungan dalam organisasi, terlebih di kampus. Berbicara tentang kontribusi di dunia kampus, saya mulai memfokuskan pada pergerakan dunia literasi. Saya bergabung di organisasi Pers Mahasiswa dan Public Relations. Masing-masing organisasi tersebut mengajarkan saya untuk lebih produktif dalam berkarya tulis. Seperti di Pers Mahasiswa, saya sebagai Reporter dan Koordinator Admin Publikasi, dimana dalam setiap minggu saya wajib menulis minimal satu artikel dan hasil liputan. Sedangkan, di organisasi Public Relations saya sebagai Sekretaris Divisi House of Journal dan bertanggung jawab memproduksi majalah kampus bernama KUMIS (Kumpulan Inspirasi Mahasiswa). Sampai sejauh ini, kami telah menerbitkan hingga Volume 4 dan akan segera terbit Volume 5. Semoga bisa terus berkarya lebih luas lagi.
    Terakhir, kontribusi kepada masyarakat. Bagian ini telah membuat saya paham bahwa mengabdi bukan persoalan mudah, melainkan komitmen dan loyalitas benar-benar harus dilakukan secara kontinyu. Saya mulai dari kesempatan terpilih menjadi relawan mengajar di Komunitas 1000 Guru Medan. Selama 3 hari kami mengabdi ke desa paling ujung di Kabupaten Deli Serdang Dusun XV Provinsi Sumatera Utara. Dari kota Medan dibutuhkan waktu 4-5 jam menuju lokasi menggunakan bus mini. Bersama rombongan, saya benar-benar diajak berpetualang ke tempat yang jarang dianggap orang menarik. Tentu, suasana pedesaan sangat menarik bagi saya. Melihat orang-orang desa beramah tamah dan anak-anak bermain tanpa sibuk dengan permainan teknologi, sebuah pemandangan yang apik. Disana, selama 3 hari kami melakukan pengabdian masyarakat, mulai dari perkenalan diri kepada warga setempat hingga membagikan selebaran pengumuman bahwa di hari ketiga, akan ada penyuluhan dan pengobatan gratis bagi seluruh warga di desa tersebut. Di hari ketiga merupakan puncak kegiatan, dinamakan Hari Mengajar Menginspirasi. Ya, saya mendapatkan kesempatan mengajar anak-anak kelas 4 tentang Olahraga. Belajar, bermain, dan bernyanyi bersama tentu menyentuh nurani saya tentang bagaimana mereka begitu menikmati cara belajar yang menyenangkan. Mereka justru telah menginspirasi saya. Terima kasih pada kesempatan waktu itu dan saya terus berniat semoga tidak hanya sampai disitu. Hingga sekarang, saya tetap melakukan pengabdian masyarakat bersama teman-teman kampus di beberapa desa saat masa perkuliahan sedang renggang waktu.

    Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk membentuk tim yang menyenangkan dan produktif?
                Mengabdi dan melakukan pergerakan positif tentu tidak bisa dilakukan seorang diri. Ya, kita butuh orang-orang yang siap memandu panca indera kita. Dikatakan, sebuah tim solid dan penuh rasa kekeluargaan. Tentu dalam sebuah tim, diharapkan menuju poin “sama dirasa” tidak membutuhkan waktu sekejap. Kita perlu memahami masing-masing karakter dari bermacam-macam kepala. Namun tentu, perbedaan justru yang menjadikan sebuah tim semakin percaya dan kuat. Karena, benar kata orang-orang terdahulu bahwa berbeda itu menarik dan berbagi itu menyenangkan.
    Untuk membentuk tim yang menyenangkan dan produktif dimulai dari keterbukaan satu sama lain. Dalam sebuah tim sangat dibutuhkan yang namanya pertemuan kontinyu. Itu akan membuat tingkat keakraban dan saling memahami yang tinggi. Pertemuan dilakukan pun membahas seputar apa yang ingin dicapai dan bagaimana implementasinya. Selanjutnya, dipersilahkan kepada seluruh anggota untuk menyampaikan aspirasi tanpa perlu dikomentari oleh anggota yang lain. Aspirasi disampaikan oleh orang per orang dengan berlandaskan alasan yang jelas dan logis. Masing-masing anggota diharapkan untuk mencatat semua aspirasi yang dituangkan. Jadi, tugas pertama adalah mendengarkan dan tugas kedua adalah mencatat atau menulis. Setelah semuanya selesai, lakukan penggabungan ide dengan tetap memperhatikan aspek-aspek kemungkinannya. Tugas ketiga adalah kolaborasi ide. Tinggal langkah berikutnya adalah eksekusi ide. Disini akan benar-benar terasa bagaimana alur dinamika sebuah tim, mulai dari pasang-surut suasana hati atau emosional hingga ketidakcocokan dalam kerja lapangan.
    Kembali lagi ke poin awal bahwa segala sesuatu harus dilandaskan rasa keterbukaan. Sebuah tim bukan lagi bekerja sama-sama dan sama-sama bekerja, melainkan senantiasa mengingatkan untuk tidak berhenti berbuat dan menciptakan bersama. Ya, tugas keempat adalah sebagai alarm atau pengingat sesama. Dari keseluruhan bekerja, tentu setiap manusia butuh apresiasi. Apresiasi akan membuat orang-orang menghargai karyanya dan terus semangat berkarya. Inilah yang akan menjadi cikal bakal orang menjadi produktif. Maka, tugas kelima untuk membentuk sebuah tim yang menyenangkan dan produktif adalah apresiasi atau penghargaan, minimal ucapan terima kasih atas kerja keras tim yang telah menyelesaikan tugas sebaik-baiknya.

    Apa yang Anda lakukan dalam menghadapi orang yang tidak Anda sukai?
    Dalam sebuah hubungan, tentu ada rasa senang dan tidak senang, suka dan tidak suka, paham dan tidak paham. Dimulai dari orang lain yang tidak senang dengan diri kita maupun diri kita terhadap orang lain. Bagi saya, hal itu terjadi karena masing-masing belum memiliki pemahaman yang cakap tentang keduanya. Istilahnya, orang tidak menyukai kita karena sesungguhnya dia belum mengetahui apa-apa yang dia belum ketahui tentang kita, dan begitu juga sebaliknya. Menanggapi masalah ketidakcocokan, tentu hal itu bisa diminimalisir. Hal pertama yang saya lakukan adalah mencari tahu alasan mengapa saya tidak menyukai seseorang tersebut.
    Kedua, bertanya dengan orang-orang terdekatnya seputar karakter orang tersebut. Poin ini bisa membantu kita mengetahui apa yang belum kita ketahui tentangnya. Boleh jadi, penampilan dan perbuatan orang tersebut kepada kita akan berbeda terhadap orang lain. Maka, mengumpulkan informasi dari narasumber yang lebih intens berhubungan dengan orang tersebut adalah bagian yang harus dilakukan.
    Ketiga, saya memberikan jarak waktu. Karena emosional diri seseorang bisa menjadi baik dan buruk dipengaruhi oleh situasi, kondisi, dan waktu. Setelah saya benar-benar menemukan waktu yang tepat, poin keempat adalah mendekatkan diri. Ya, cara terbaik untuk meminimalisir rasa tidak suka dengan orang lain yaitu dengan melakukan pertemuan dan pembicaraan lebih sering. Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu waktu, pertemuan dan pembicaraan bisa berujung pada sebuah kolaborasi atau kerjasama yang saling menyelamatkan. Atau bisa jadi, orang-orang yang tidak kita suka akan menjadi penolong di detik-detik kita sangat membutuhkan pertolongan. Maka, tidak semestinya terlalu tidak menyukai seseorang, begitu juga sebaliknya. Karena apa-apa yang kita tampak belum tentu sesuai dengan apa yang kita tak tampak. Mencoba menjadi orang yang memahami adalah sederhana dan menurunkan ego bukan berarti mengalah melainkan membuat orang lain juga membuka dirinya kepada kita.

    Apa prestasi Anda yang menurut Anda paling berharga?
    Perlu diingat, untuk menjadikan diri kita bermanfaat maka tidaklah lupa untuk memantapkan diri semakin baik dari hari ke hari. Tetap bersemangat untuk berprestasi melalui pencapaian-pencapain diri, walau sederhana. Dari setiap pencapaian, saya senantiasa diberikan pemahaman dan pembelajaran bahwa sebagai manusia tidaklah diminta menjadi orang yang lekas berpuas diri melainkan terus memperbaiki diri. Namun, jika ditanya tentang bagian mana yang paling berharga adalah ketika saya meyakinkan diri pertama kali untuk lepas dari zona nyaman dan memaknai kalimat "tidak ada hasil yang mengkhianati proses".
    Dari sederetan yang pernah diberi kesempatan, menurut saya menjadi seorang perwakilan provinsi Sumatera Utara di forum kepemudaan Parlemen Remaja Nasional 2013, tentu merupakan sebuah cerita menarik dan tidak bosan-bosannya saya jadikan urutan pertama. Kali pertama saya menjajaki Ibukota Jakarta, kali pertama naik pesawat terbang, dan kali pertama bertatap wajah dengan saudara-saudara setanah air dari Sabang sampai Merauke. Pencapaian yang saya dapatkan dari hobi menulis dan keberanian menaklukkan rasa takut bepergian sendiri. Pengalaman berharga akan menjadi cerita panjang jika dituangkan, tapi hal terpenting dari kesempatan ini bahwa ketika ingin melakukan suatu hal, jangan pernah berpikir hanya kita yang memikirkan hal tersebut. Sebab, di luar sana orang-orang yang sama juga tengah berjuang, hanya belum dipertemukan. Sebuah pertemuan dan kesempatan akan hadir pada orang-orang yang siap dan saya bertekad sejak saat itu untuk menjadi orang yang siap. Siap membangun bangsa.

    Apa yang Anda akan lakukan untuk membuat Indonesia disegani di mata Internasional?
    Untuk mengharumkan bangsa Indonesia bukan seperti bermain ‘hompimpah’. Butuh niat, usaha, dan doa. Namun untuk menjadikan Indonesia baik di mata dunia, dimulai dari kualitas bangsanya, terutama generasi muda yang akan menjadi tongkat estafet pergerakan dan persatuan Indonesia. Hal yang dapat saya lakukan untuk membuat Indonesia disegani di mata Internasional adalah dengan mensinergikan potensi keberagaman.
    Ada banyak keberagaman di Indonesia, mulai dari suku, budaya, bahasa, flora dan fauna, hingga adat istiadat. Dimulai dari hal-hal kecil yang merupakan peninggalan karakter dari zaman nenek moyang terdahulu, yaitu ramah tamah dan gotong royong. Dua hal sederhana yang selalu menjadi ‘point of interest’ karena dengan keberagaman yang dimiliki Indonesia, bangsanya tetap menjunjung tinggi nilai ramah tamah dan gotong royong. Selain itu mengembangkan potensi lokal bersama dengan rekan-rekan pemuda/i Indonesia. Kearifan lokal dan unsur budaya-sejarah menjadi daya tarik dunia untuk lebih mengenal Indonesia yang kaya dengan keberagaman dari berbagai aspek. Dari hal-hal sederhana tersebut, saya bersama rekan-rekan pemua/i Indonesia saling merangkul untuk bersinergi.

    Apa motivasi dan harapan Anda dalam mengikuti "Friendship From Indonesia"
    Motivasi saya mengikuti “Friendship from Indonesia” karena ingin menjadi bagian dalam kontribusi nyata dari pemuda untuk Indonesia. Sederhananya, motivasi ini saya bulatkan untuk menjadikan diri saya tidak sekadar hidup melainkan benar-benar ada dan bermanfaat buat orang banyak. Sedangkan harapan saya adalah menjalankan motivasi dan tekad saya dengan sebaik-baiknya, berkomitmen dan berkelanjutan. Dari kegiatan “Friendship from Indonesia”, saya berharap perubahan tidak sekadar wacana melainkan saya mulai dari diri saya sendiri untuk kemudian menginspirasi aksi-aksi berani berikutnya.
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    Searching

    • ABOUT ME

    Media Sosial

    • Tumblr
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram

    HUBUNGI SAYA DENGAN EMAIL

    Nama

    Email *

    Pesan *

    Pengunjung

    Pict of Me

    Pict of Me

    Catatan Berkarya



    Recent Post

    • Esai Seleksi Beasiswa Karya Salemba Empat
    • Esai Diri (Program Friendship From Indonesia 2017, China - Malaysia)

    Arsip Blog

    • ►  2022 (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2021 (1)
      • ►  November (1)
    • ►  2020 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Agustus (1)
      • ►  Juni (1)
    • ►  2019 (8)
      • ►  Desember (2)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (2)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (1)
    • ►  2018 (6)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Agustus (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Januari (2)
    • ▼  2017 (21)
      • ►  Desember (5)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (2)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juli (3)
      • ►  Juni (1)
      • ►  Mei (1)
      • ▼  April (3)
        • Esai Seleksi Beasiswa Karya Salemba Empat
        • Esai Diri (Program Friendship From Indonesia 2017,...
        • Menabung Sedari Dini, Menuai Manfaat di Masa Depan
      • ►  Maret (1)
    • ►  2016 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2015 (3)
      • ►  Agustus (3)

    Label

    • Blog Competition
    • Cerita Rizka
    • Diurna Rizka
    • Esai
    • Pendidikan
    • Petualangan
    • Rizka Gusti Anggraini Sitanggang
    • Tulisan
    • Writing Competition
    Instagram LinkedIn

    Created with MRIL BeautyTemplatesDistributed By Rizka Sitanggang

    Back to top